Hasil olahan pertama biji kakao bukanlah cokelat batang, melainkan cokelat panas. Minuman ini tak lepas dari asal-usul cokelat saat ditemukan pertama kali oleh peradaban kuno di Mesoamerika.
Rasanya tak afdal apabila Anda menjalankan bisnis kuliner berbahan cokelat, tetapi tidak mengenal asal-muasal bahan bakunya. KioskCokelat akan mengulas sejarah cokelat sebagai bacaan yang menarik untuk Anda simak. ‘Tak kenal maka tak sayang’, mari berkenalan dengan cokelat secara lebih mendalam melalui pembahasan di bawah ini.
Mengenal Asal Usul Cokelat
Cokelat telah melalui perjalanan panjang hingga menjadi santapan favorit saat ini. Sejarah cokelat dibahas dalam tiga bagian, mulai dari penemuan awal, penyebaran cokelat di Eropa, sampai ke perkembangan cokelat di seluruh dunia.
Sejarah Cokelat di Mesoamerika
Kita pasti sudah mengenal bahwa cokelat terbuat dari biji pohon kakao. Sejarah cokelat pun tak lepas dari penemuan tanaman ini oleh penduduk Mesoamerika (kini dikenal sebagai Meksiko) pada 1.400 sampai 1.100 SM. Saat itu, pohon kakao tersebar di area Amazon utara, Amerika Tengah, hingga Meksiko.
Olmec, peradaban tertua di Amerika Tengah, merupakan bangsa pertama yang mengolah biji kakao menjadi cokelat. Minuman cokelat panas menjadi hasil olahan biji kakao pertama di dunia. Cokelat panas dikonsumsi sebagai bagian dari ritual dan obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Beberapa abad kemudian, tepatnya 500-450 SM, Suku Maya yang mendiami area tersebut mulai mengonsumsi cokelat panas. Olahan cokelat panas dibuat dalam bentuk cairan berbusa dengan taburan lada merah, vanila, dan jenis rempah-rempah lainnya.
Dari sinilah istilah cokelat bermula. Cokelat berasal dari bahasa Nahuatl, bahasa khas bangsa Aztec, yaitu ‘xocolatl’ artinya air pahit. Cokelat dipercaya sebagai hadiah Quetzalcoatl, dewa Aztec, sehingga kerap dikonsumsi oleh prajurit sebelum terjun ke medan perang.
Penyebaran Cokelat ke Eropa
Hernán Cortés, penjelajah Spanyol, menjadi orang Eropa pertama yang merasakan cokelat saat melakukan perjalanan ke Mesoamerika pada 1519. Montezuma, Kaisar Aztec, menghidangkan minuman cokelat kepada Cortés.
Pada 1528, Cortés pulang ke tanah airnya dan memperkenalkan minuman tersebut. Cokelat panas tersebut kemudian dimodifikasi dengan gula, vanila, dan kayu manis karena versi aslinya sangat pahit dan tidak cocok dengan lidah orang Eropa.
Cokelat panas mulai populer di kalangan elite Prancis dan Inggris sejak 1600-an. Kisahnya bermula dari Raja Louis XIII yang menikahi Anne dari Austria, putri Raja Felipe III dari Spanyol. Anne memperkenalkan sampel cokelat kepada pengadilan Kerajaan Prancis sebagai tanda persatuan dua negara tersebut.
Sampai saat itu, cokelat masih dikonsumsi sebagai minuman hangat. Barulah pada 1847, orang Eropa mulai memproduksi cokelat padat. Berbeda dengan minuman cokelat, cokelat batang tidak mengandung rempah-rempah ala Mesoamerika dan hanya menyisakan vanila sebagai perisa tambahan.
Perkembangan Produk Cokelat di Indonesia
Kehadiran cokelat di Indonesia dibawa oleh para pelaut Spanyol pada 1560. Mereka membawa tanaman kakao jenis Criollo yang pertama kali ditanam di Sulawesi Utara, tempat mereka berlabuh. Hasilnya tidak berbuah manis karena tanaman kakao di area tersebut rentan terkena serangan hama.
Keberhasilan tanaman kakao di Indonesia terlihat pada 1880 dengan adanya tanaman kakao varian Forastero. Tanaman ini lebih unggul karena tahan terhadap serangan hama daripada jenis Criollo.
Kini, cokelat hadir dalam berbagai varian bentuk di Indonesia. Cokelat tidak hanya diproduksi sebagai santapan, tetapi juga bahan makanan yang dapat diolah menjadi berbagai variasi hidangan.
7 Fakta Menarik Tentang Cokelat
Cokelat pun menyimpan banyak fakta menarik selama eksistensinya di dunia ini. Apa saja cerita menarik yang bisa dikupas dari makanan favorit ini?
1. Makna Pohon Kakao
Tanaman kakao memiliki nama Latin, yaitu Theobroma cacao. Nama ini memiliki makna yang dalam, yakni ‘kakao, makanan para dewa’.
2. Cokelat sebagai Alat Pembayaran
Suku Maya dan Aztec sangat menghargai cokelat sehingga menjadikannya sebagai alat pembayaran. Tidak tanggung-tanggung, orang sampai membuat versi palsu cokelat dari tanah liat.
3. Ada 600 Komponen Rasa
Jumlah komponen rasa cokelat bisa mencapai lebih dari 600. Tidak heran produk ini memiliki aroma yang khas. Sebagai perbandingan, anggur merah hanya memiliki 200 komponen rasa.
4. Afrika: Pusat Produksi Kakao
Walaupun ditemukan di Mesoamerika, produksi kakao terbesar berada di benua Afrika. Benua ini menghasilkan lebih dari ⅔ kakao di seluruh dunia. Pantai Gading merupakan negara penghasil kakao terbesar, yakni 40%.
5. Cookies Cokelat Diciptakan secara Mendadak
Ketika mendengar cookies cokelat, Anda pasti membayangkan tampilan choco chips di permukaannya. Faktanya, desain kue tersebut diciptakan tanpa resep oleh Ruth Wakefield pada 1930. Kepingan choco chips dalam adonan cookies tetap utuh meski sudah diaduk sehingga menghasilkan cookies yang ikonik.
6. Susu Cokelat Diciptakan di Jamaika
Minuman favorit segala kalangan usia ini diciptakan Jamaika pada awal 1700-an. Ahli tanaman asal Inggris, Sir Hans Sloane mendapat minuman cokelat dari tuan tanah tersebut, kemudian mencampurnya dengan susu agar lebih mudah dikonsumsi.
7. Orang Tertarik Mengunjungi Toko Berbau Cokelat
Fakta ini pasti membuat Anda semangat dalam menjalankan bisnis cokelat. Penelitian yang diterbitkan di Journal of Environmental Psychology mengulas bahwa orang lebih tertarik membeli suatu barang jika ada aroma cokelat di sekitarnya. Alasannya, cokelat memberikan sensasi yang menyenangkan bagi pengunjung toko.
Asal usul cokelat dan tujuh fakta di atas memang menarik untuk diketahui, bukan? Cokelat telah melewati langkah panjang hingga menjadi makanan yang selalu dinanti oleh siapa pun, termasuk konsumen Anda. Berikan cita rasa terbaik dalam hidangan cokelat Anda dengan bahan cokelat premium dari Embassy Chocolate. Hubungi KioskCokelat untuk berkonsultasi mengenai bahan cokelat terbaik dan dapatkan produknya sekarang juga.