CASHBACK Dapatkan store credit* selengkapnya

DISKON ONGKIR Pembelian min 5kg* selengkapnya

KARTON DISKON hingga 3% off. selengkapnya

tumbuhan coklat

Mengenal Tumbuhan Coklat, Asal Biji Kakao

Kiosk Cokelat

|

|

7 min

Hampir semua orang di dunia ini menyukai cokelat. Bagaimana tidak, Anda bisa melihat sendiri bahwa produk cokelat selalu tersedia di semua supermarket, restoran, hingga cafe-cafe. Meski tidak semuanya menyukai cokelat, bahan makanan satu ini tetap krusial dalam kehidupan sehari-hari.


Namun apakah Anda tahu dari mana asal cokelat? Sederhananya, cokelat yang bisa dikonsumsi merupakan hasil pengolahan dari tumbuhan cokelat yang memiliki nama latin Theobroma Cacao. Untuk mengenal tumbuhan cokelat lebih lanjut, KioskCokelat sudah menyiapkan informasi menyeluruh seperti jenis-jenis dan tantangan menanam tumbuhan cokelat. Coba perhatikan dengan saksama penjelasan di bawah ini!

Seperti Apa Itu Tumbuhan Coklat?

Tumbuhan cokelat sebenarnya merupakan tumbuhan tropis yang menarik perhatian karena biji kakao yang menjadi bahan utama dalam pembuatan cokelat. Asal mula tumbuhan ini dapat ditelusuri kembali ke Amerika Tengah-Selatan, yakni ketika penduduk asli Suku Maya dan Aztec menjadikan biji kakao sebagai mata uang sekaligus penggunaan ritual.


Kakao tumbuh sebagai pohon kecil atau menengah dengan ketinggian sekitar 4-8 meter dalam kondisi alami. Karakteristik daunnya lebar dan berbentuk oval, dengan pohonnya yang menghasilkan bunga kecil.


Setiap bunga memiliki lima kelopak yang membentuk lingkaran di sekitar pusat bunga. Kelopak inilah yang nantinya berkembang menjadi buah kakao. Apabila sudah waktunya di panen, buah kakao akan berbentuk lonjong atau oval dengan perubahan warna dari hijau muda menjadi berwarna kuning, merah, atau ungu saat matang.

3 Jenis Tumbuhan Cokelat

Terdapat beberapa jenis utama tumbuhan cokelat yang dikenal dalam industri kakao, masing-masing dengan karakteristik unik yang memengaruhi kualitas dan rasa biji kakao yang dihasilkannya. Jenis-jenis ini bervariasi dalam hal asal-usul geografis, sifat genetik, dan penggunaannya dalam produksi cokelat. Simak penjelasannya lebih lanjut berikut ini.

1. Trinitario

Trinitario adalah hasil persilangan alami antara dua varietas tumbuhan cokelat lainnya, yaitu Criollo dan Forastero. Varietas ini ditemukan di Pulau Trinidad di Karibia pada abad ke-18. Trinitario dikenal karena memiliki kualitas biji kakao yang lebih baik daripada Forastero murni, dengan rasa yang kompleks dan aroma yang kaya. Biji Trinitario sendiri lebih sering digunakan untuk cokelat premium dan cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan Forastero.

2. Forastero

Forastero termasuk salah satu varietas tumbuhan cokelat paling umum dan paling banyak ditanam di dunia. Asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke Amerika Selatan, terutama di wilayah Amazon. 


Tumbuhan ini lebih tahan terhadap penyakit dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan varietas lainnya. Biji Forastero cenderung memiliki rasa yang lebih kuat dan lebih pahit dibandingkan dengan Criollo sehingga sering digunakan untuk cokelat massal atau sebagai bahan campuran dalam berbagai produk cokelat.

3. Criollo

Criollo dianggap sebagai jenis tumbuhan cokelat yang paling langka dan paling dihargai. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan ini dikenal karena biji kakaonya memiliki aroma halus, rasa yang kompleks, dan teksturnya yang lembut. Criollo sering dianggap sebagai cokelat premium dan memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya. Namun, tanaman Criollo lebih rentan terhadap penyakit dan lebih sulit untuk ditanam secara komersial dibandingkan dengan Forastero.

Peluang Menanam Tumbuhan Cokelat di Indonesia

Menanam tumbuhan cokelat di Indonesia memiliki peluang yang cukup besar. Berikut beberapa alasan dan faktor yang mendukung prospek ini:

1. Iklim yang Mendukung

Negara Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman cokelat. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan tanaman cokelat berkisar antara 21°C hingga 32°C, yang mana suhu tersebut umum di Indonesia. Curah hujan yang tinggi juga mendukung pertumbuhan pohon cokelat, terutama di wilayah-wilayah seperti Sumatra, Sulawesi, dan Papua.

2. Permintaan Pasar yang Tinggi

Permintaan akan produk cokelat, baik di pasar domestik maupun internasional terus meningkat. Indonesia merupakan salah satu produsen kakao terbesar di dunia, namun sebagian besar kakao mentah diekspor. Dengan pengolahan lebih lanjut menjadi produk cokelat, petani dapat meraih nilai tambah yang lebih besar.

3. Potensi Lahan yang Luas

Indonesia memiliki banyak lahan yang cocok untuk budidaya kakao, terutama di daerah-daerah yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk pertanian. Dengan praktik pertanian yang baik, lahan-lahan ini dapat dikembangkan menjadi kebun cokelat yang produktif.

4. Kualitas Kakao Indonesia

Kakao Indonesia terkenal dengan kualitasnya, terutama jenis kakao edel yang memiliki cita rasa khas setelah proses fermentasi. Kualitas ini memberikan keunggulan kompetitif di pasar global dan menarik minat pembeli dari berbagai negara.

5. Kesempatan Diversifikasi Produk

Petani cokelat dapat mengeksplorasi berbagai produk turunan kakao seperti bubuk kakao, mentega kakao, serta produk olahan cokelat lainnya. Diversifikasi ini membuka peluang bisnis yang lebih luas dan potensi peningkatan pendapatan.

Teknik Budidaya Tumbuhan Cokelat

Budidaya tanaman cokelat membutuhkan beberapa tahapan penting untuk mendapatkan hasil yang optimal. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda ikuti dalam membudidayakan kakao, mulai dari persiapan lahan hingga proses panen:


  1. Persiapan Lahan : Lahan harus dibersihkan dari gulma. Tanaman penutup tanah seperti polong-polongan dan pohon pelindung seperti Lamtoro dan Albazia ditanam setahun sebelum kakao ditanam. Pengolahan tanah biasanya dilakukan secara mekanis untuk membantu memperbaiki struktur tanah

  2. Pembibitan : Gunakan biji kakao yang sehat dari buahnya yang masak. Benih dikecambahkan segera setelah dibersihkan dengan abu. Alternatif terbaik adalah menggunakan bibit sambung pucuk untuk mempercepat waktu berbuah dan meningkatkan hasil.

  3. Penanaman : Jarak tanam kakao berkisar 3 x 3 meter atau 4 x 2 meter berdasarkan ukuran pohon. Lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm, dengan pohon pelindung ditanam pada jarak 1,5 x 1,5 meter.

  4. Pemeliharaan : Pemeliharaan meliputi pemangkasan, penyiangan, dan pemupukan. Pemangkasan dilakukan untuk menjaga umur tanaman dan meningkatkan produksi. Pemupukan menggunakan Urea, TSP, KCl, dan Kieserite, disesuaikan dengan umur tanaman. Pengendalian hama dilakukan dengan sanitasi dan pestisida.

  5. Panen : Buah kakao dipanen pada umur 5,5 hingga 6 bulan setelah berbunga. Setelah dipetik, buahnya dibuka untuk diambil bijinya. Biji kakao diolah melalui proses fermentasi dan pengeringan agar hasilnya kering dan siap dipasarkan.

Cara Membuat Cokelat dari Biji Kakao

Proses pembuatan cokelat dari biji kakao melibatkan beberapa tahap penting yang membutuhkan waktu dan ketelitian. Berikut langkah-langkahnya:


  1. Fermentasi : Biji kakao yang dipanen dimasukkan ke dalam wadah fermentasi dan dibiarkan selama 5-7 hari. Proses ini penting untuk mengembangkan rasa cokelat.

  2. Pengeringan : Setelah fermentasi, biji kakao dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan oven hingga kadar airnya turun, biasanya sekitar 7-8%.

  3. Pemanggangan : Biji yang sudah kering kemudian dipanggang untuk meningkatkan aroma dan rasa. Proses ini dilakukan pada suhu sekitar 120-150°C.

  4. Pengupasan : Biji kakao yang telah dipanggang dikupas untuk menghilangkan kulit kerasnya, menyisakan nibs atau daging biji.

  5. Penggilingan : Nibs kakao digiling menjadi pasta kakao, yang terdiri dari massa kakao dan mentega kakao. Pasta ini kemudian bisa diproses lebih lanjut untuk membuat cokelat.

  6. Pencampuran : Massa kakao dicampur dengan gula, susu (untuk cokelat susu), dan bahan lainnya sesuai dengan jenis cokelat yang diinginkan. Campuran ini kemudian dicetak dan didinginkan.

  7. Penyejukan dan Pematangan : Cokelat yang telah dicetak didinginkan dan dibiarkan matang agar rasa dan tekstur cokelat mencapai kualitas optimal sebelum siap untuk dikemas dan dijual

Tantangan Menanam Tumbuhan Cokelat di Indonesia

Menanam tumbuhan cokelat nyata tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun Indonesia menempati tempat ketiga terbesar sebagai produsen kakao di dunia, masih ada banyak tantangan yang perlu disikapi oleh petani cokelat serta pemerintahan. Berikut beberapa tantangan yang dimaksudkan.

1. Varietas Tanaman dan Kualitas Bibit

Salah satu tantangan utama dalam menanam tumbuhan cokelat di Indonesia adalah ketersediaan varietas tanaman yang unggul dan bibit berkualitas. Banyak petani kakao menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bibit yang bermutu tinggi dan tahan terhadap penyakit. Hal ini tentu memengaruhi produktivitas dan kualitas hasil kakao yang dihasilkan.

2. Manajemen Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit merupakan ancaman serius bagi tanaman cokelat di Indonesia. Beberapa penyakit seperti penyakit busuk buah dan busuk pangkal batang dapat menyerang tanaman, hingga akhirnya mengurangi produksi kakao secara signifikan. Manajemen yang baik terhadap hama dan penyakit ini memerlukan pemahaman mendalam akan siklus hidup dan penyebaran penyakit serta penerapan praktik pertanian yang tepat.

3. Perubahan Iklim dan Curah Hujan yang Tidak Stabil

Perubahan iklim global telah memengaruhi pola curah hujan di Indonesia yang dapat berdampak langsung pada pertumbuhan dan kesehatan tanaman kakao. Musim kemarau yang panjang atau banjir yang mendadak jelas dapat mengganggu produksi dan kualitas biji kakao yang dihasilkan. Petani kakao perlu mengadaptasi teknik pertanian yang sesuai dengan kondisi iklim lokal untuk meminimalkan risiko ini.

4. Kurangnya Akses terhadap Teknologi dan Pendidikan Pertanian

Banyak petani kakao di Indonesia menghadapi tantangan akses terhadap teknologi modern dan pendidikan pertanian yang memadai. Pengetahuan dan keterampilan dalam praktik pertanian yang berkelanjutan, penggunaan pupuk organik, serta teknik pengelolaan tanaman yang baik sangat penting untuk meningkatkan produktivitas keberlanjutan usaha pertanian kakao.


Dengan mempelajari lebih dalam mengenai tumbuhan cokelat, Anda jadi bisa lebih mengenal asal usul, berbagai jenisnya, serta tantangan yang dihadapi dalam budidaya di Indonesia. Memahami kompleksitas ini penting untuk mengapresiasi biji kakao yang menjadi inti dari cokelat yang dinikmati.


Sebagai pemilik bisnis cokelat, Anda pun perlu memahami jenis-jenis cokelat untuk bisa memilih mana biji kakao dengan kualitas seperti apa yang akan digunakan dalam bisnis. Pasalnya sembarangan memilih kualitas biji kakao akan berdampak buruk pada produk yang Anda tawarkan kepada masyarakat.


Oleh karena itu pastikan bahan cokelat yang Anda gunakan diproduksi dengan baik melalui produsen tepercaya, seperti halnya Tulip dan Embassy. Kedua produsen ini menawarkan cokelat berkualitas agar setelah diolah maka tercipta makanan atau minuman yang nikmat.


Dari Embassy Coklat Couverture dengan persentase kakao seperti 34% sampai 75% hingga produk olahan cokelat bubuk seperti Tulip Coklat Compound, semuanya tersedia untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Jangan bingung di mana mencari tempat menjual kedua cokelat produksi Tulip dan Embassy. Anda bisa langsung mengunjungi KioskCokelat untuk menemukan jenis dan varian yang tepat. Tunggu apa lagi? Kunjungi  KioskCokelat  sekarang juga!