Mengenal Tumbuhan Coklat, Asal Biji Kakao
|
|
5 min
|
|
5 min
Hampir semua orang di dunia ini menyukai cokelat. Bagaimana tidak, Anda bisa melihat sendiri bahwa produk cokelat selalu tersedia di semua supermarket, restoran, hingga cafe-cafe. Meski tidak semuanya menyukai cokelat, bahan makanan satu ini tetap krusial dalam kehidupan sehari-hari.
Namun apakah Anda tahu dari mana asal cokelat? Sederhananya, cokelat yang bisa dikonsumsi merupakan hasil pengolahan dari tumbuhan cokelat yang memiliki nama latin Theobroma Cacao. Untuk mengenal tumbuhan cokelat lebih lanjut, KioskCokelat sudah menyiapkan informasi menyeluruh seperti jenis-jenis dan tantangan menanam tumbuhan cokelat. Coba perhatikan dengan saksama penjelasan di bawah ini!
Table of content
Tumbuhan cokelat sebenarnya merupakan tumbuhan tropis yang menarik perhatian karena biji kakao yang menjadi bahan utama dalam pembuatan cokelat. Asal mula tumbuhan ini dapat ditelusuri kembali ke Amerika Tengah-Selatan, yakni ketika penduduk asli Suku Maya dan Aztec menjadikan biji kakao sebagai mata uang sekaligus penggunaan ritual.
Tumbuhan cokelat tumbuh sebagai pohon kecil atau menengah dengan ketinggian sekitar 4-8 meter dalam kondisi alami. Karakteristik daunnya lebar dan berbentuk oval, dengan pohonnya yang menghasilkan bunga kecil.
Setiap bunga memiliki lima kelopak yang membentuk lingkaran di sekitar pusat bunga. Kelopak inilah yang nantinya berkembang menjadi buah kakao. Apabila sudah waktunya di panen, buah kakao akan berbentuk lonjong atau oval dengan perubahan warna dari hijau muda menjadi kuning, merah, atau ungu saat matang.
Terdapat beberapa jenis utama tumbuhan cokelat yang dikenal dalam industri kakao, masing-masing dengan karakteristik unik yang memengaruhi kualitas dan rasa biji kakao yang dihasilkannya. Jenis-jenis ini bervariasi dalam hal asal-usul geografis, sifat genetik, dan penggunaannya dalam produksi cokelat. Simak penjelasannya lebih lanjut berikut ini.
Trinitario adalah hasil persilangan alami antara dua varietas tumbuhan cokelat lainnya, yaitu Criollo dan Forastero. Varietas ini ditemukan di Pulau Trinidad di Karibia pada abad ke-18. Trinitario dikenal karena memiliki kualitas biji kakao yang lebih baik daripada Forastero murni, dengan rasa yang kompleks dan aroma yang kaya. Biji Trinitario sendiri lebih sering digunakan untuk cokelat premium dan cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan Forastero.
Forastero termasuk salah satu varietas tumbuhan cokelat paling umum dan paling banyak ditanam di dunia. Asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke Amerika Selatan, terutama di wilayah Amazon.
Tumbuhan ini lebih tahan terhadap penyakit dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan varietas lainnya. Biji Forastero cenderung memiliki rasa yang lebih kuat dan lebih pahit dibandingkan dengan Criollo sehingga sering digunakan untuk cokelat massal atau sebagai bahan campuran dalam berbagai produk cokelat.
Criollo dianggap sebagai jenis tumbuhan cokelat yang paling langka dan paling dihargai. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan ini dikenal karena biji kakaonya memiliki aroma halus, rasa yang kompleks, dan teksturnya yang lembut. Criollo sering dianggap sebagai cokelat premium dan memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya. Namun, tanaman Criollo lebih rentan terhadap penyakit dan lebih sulit untuk ditanam secara komersial dibandingkan dengan Forastero.
Menanam tumbuhan cokelat di Indonesia memiliki peluang yang cukup besar. Berikut beberapa alasan dan faktor yang mendukung prospek ini:
Negara Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman cokelat. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan tanaman cokelat berkisar antara 21°C hingga 32°C, yang mana suhu tersebut umum di Indonesia. Curah hujan yang tinggi juga mendukung pertumbuhan pohon cokelat, terutama di wilayah-wilayah seperti Sumatra, Sulawesi, dan Papua.
Permintaan akan produk cokelat, baik di pasar domestik maupun internasional terus meningkat. Indonesia merupakan salah satu produsen kakao terbesar di dunia, namun sebagian besar kakao mentah diekspor. Dengan pengolahan lebih lanjut menjadi produk cokelat, petani dapat meraih nilai tambah yang lebih besar.
Indonesia memiliki banyak lahan yang cocok untuk budidaya kakao, terutama di daerah-daerah yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk pertanian. Dengan praktik pertanian yang baik, lahan-lahan ini dapat dikembangkan menjadi kebun cokelat yang produktif.
Kakao Indonesia terkenal dengan kualitasnya, terutama jenis kakao edel yang memiliki cita rasa khas setelah proses fermentasi. Kualitas ini memberikan keunggulan kompetitif di pasar global dan menarik minat pembeli dari berbagai negara.
Petani cokelat dapat mengeksplorasi berbagai produk turunan kakao seperti bubuk kakao, mentega kakao, serta produk olahan cokelat lainnya. Diversifikasi ini membuka peluang bisnis yang lebih luas dan potensi peningkatan pendapatan.
Menanam tumbuhan cokelat nyata tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun Indonesia menempati tempat ketiga terbesar sebagai produsen kakao di dunia, masih ada banyak tantangan yang perlu disikapi oleh petani cokelat serta pemerintahan. Berikut beberapa tantangan yang dimaksudkan.
Salah satu tantangan utama dalam menanam tumbuhan cokelat di Indonesia adalah ketersediaan varietas tanaman yang unggul dan bibit berkualitas. Banyak petani kakao menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bibit yang bermutu tinggi dan tahan terhadap penyakit. Hal ini tentu memengaruhi produktivitas dan kualitas hasil kakao yang dihasilkan.
Hama dan penyakit merupakan ancaman serius bagi tanaman cokelat di Indonesia. Beberapa penyakit seperti penyakit busuk buah dan busuk pangkal batang dapat menyerang tanaman, hingga akhirnya mengurangi produksi kakao secara signifikan. Manajemen yang baik terhadap hama dan penyakit ini memerlukan pemahaman mendalam akan siklus hidup dan penyebaran penyakit serta penerapan praktik pertanian yang tepat.
Perubahan iklim global telah memengaruhi pola curah hujan di Indonesia yang dapat berdampak langsung pada pertumbuhan dan kesehatan tanaman kakao. Musim kemarau yang panjang atau banjir yang mendadak jelas dapat mengganggu produksi dan kualitas biji kakao yang dihasilkan. Petani kakao perlu mengadaptasi teknik pertanian yang sesuai dengan kondisi iklim lokal untuk meminimalkan risiko ini.
Banyak petani kakao di Indonesia menghadapi tantangan akses terhadap teknologi modern dan pendidikan pertanian yang memadai. Pengetahuan dan keterampilan dalam praktik pertanian yang berkelanjutan, penggunaan pupuk organik, serta teknik pengelolaan tanaman yang baik sangat penting untuk meningkatkan produktivitas keberlanjutan usaha pertanian kakao.
Dengan mempelajari lebih dalam mengenai tumbuhan cokelat, Anda jadi bisa lebih mengenal asal usul, berbagai jenisnya, serta tantangan yang dihadapi dalam budidaya di Indonesia. Memahami kompleksitas ini penting untuk mengapresiasi biji kakao yang menjadi inti dari cokelat yang dinikmati.
Sebagai pemilik bisnis cokelat, Anda pun perlu memahami jenis-jenis cokelat untuk bisa memilih mana biji kakao dengan kualitas seperti apa yang akan digunakan dalam bisnis. Pasalnya sembarangan memilih kualitas biji kakao akan berdampak buruk pada produk yang Anda tawarkan kepada masyarakat.
Oleh karena itu pastikan bahan cokelat yang Anda gunakan diproduksi dengan baik melalui produsen tepercaya, seperti halnya Tulip dan Embassy. Kedua produsen ini menawarkan cokelat berkualitas agar setelah diolah maka tercipta makanan atau minuman yang nikmat.
Dari Embassy Coklat Couverture dengan persentase kakao seperti 34% sampai 75% hingga produk olahan cokelat bubuk seperti Tulip Coklat Compound , semuanya tersedia untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Jangan bingung di mana mencari tempat menjual kedua cokelat produksi Tulip dan Embassy. Anda bisa langsung mengunjungi KioskCokelat untuk menemukan jenis dan varian yang tepat. Tunggu apa lagi? Kunjungi KioskCokelat sekarang juga!